DERO.NGAWIKAB.ID – Masyarakat Indonesia tentu saja sudah tidak asing dengan makanan bernama sate, makanan ini sangat mudah ditemukan dengan berbagai macam jenisnya di setiap daerah. Di balik bisnis makanan sate ini terdapat potensi lain, yaitu tusuk sate. Produksi tusuk sate tak pernah sepi menuruti permintaan penjual sate.
Barudin adalah salah satu perajin tusuk sate yang berada di Dusun Kaliwangon RT 6, RW 3 Desa Dero , Kecamatan Bringin, Kabupaten Ngawi. Saat kami temui di kediamannya Selasa 17/03/20, sedang sibuk menyerut bambu.
Baca Juga :
- Dispendukcapil Ngawi : Pelayanan Tetap Jalan,Tapi Masyarakat Di Himbau Menunda Sementara Kepungurusan Dokumen Kependudukan
- Buat Video Kreatif, GRISA Bantu Kembangkan UMKM Dero.

Proses pembuatan tusuk sate tidaklah rumit dan tidak memerlukan pendidikan tinggi, tetapi perlu keuletan dan ketelatenan. Hanya bambu dengan jenis petung dan ori saja yang bisa digunakan. Bambu yang masih berukuran segalah, dipotong kecil dan panjang lalu dijemur di bawah terik matahari.
Setelah kering baru diserut menggunakan mesin. Itu supaya tusuk bambu menjadi bulat dan tidak meninggalkan serabut yang kerap melukai tangan. Tusuk sate yang sudah siap jual tinggal diantar ke konsumen.
“Kami membuat tusuk bambu dengan ukuran 20cm hingga 40cm. Setelah diserut halus, bambu siap dipotong sesuai permintaan,” kata Barudin yang akrab di panggil Akbar ini
Awalnya memang berupa tusuk bambu berukuran panjang lalu dipotong sesuai permintaan. Ada ukuran berbeda sesuai penggunaannya.
Ukuran 20 cm untuk tusuk pentol bakso, 30cm untuk tusuk Sempolan, 22 cm untuk tusuk sate. Akbar juga menerima pesanan membuat tusuk makanan khas Papua yaitu papeda yang di pesan temanya dengan ukuran 23 cm.
Tusuk sate dibedakan menjadi dua, yaitu untuk sate ayam dan sate kambing. Ukuran panjangnya sama, namun yang membedakan adalah diameternya. Tusuk sate kambing berdiameter lebih besar daripada tusuk sate ayam.
Bagian ujung juga tidak selalu runcing. Untuk tusuk Sempolan, Pentol bakso dibuat tidak runcing. Untuk sate ayam dan sate kambing harus runcing.
“Walaupun namanya tusuk sate, namun kegunaannya tidak hanya untuk sate. Itu bisa untuk jajanan yang lain,” tambahnya.
Di rumah yang sekaligus tempat usahanya, Barudin yang akrab di panggil Akbar ini dalam proses pembuatanya dibantu istrinya Nurul dan ibu mertuanya serta beberapa tetangga yang ikut bekerja disitu.

Sudah lebih dari 3 tahun Akbar menggeluti usaha berbasis home industri itu. Ia beserta keluarga tidak perlu kerja keluar rumah. Usahanya hanya dijalankan di rumah dan hasilnya cukup memuaskan.
Setiap hari selalu ada permintaan dan selalu kewalahan dalam melayani pesanan. apalagi bila mana bulan Ramadan tiba atau saat idul Adha permintaan dan pesanan lipat 2 kali.

Baca Juga : Sekilas Profil Petugas Operator Website Resmi Desa Dero
Kami tanya terkait kendala yang dihadapi, Akbar menjawab alat-alat yang digunakan untuk membuat tusuk sate terbilang mahal.Untuk itu, Akbar berharap agar bisa mendapatkan bantuan modal atau bantuan mesin untuk peruncing ataupun mesin potong sehingga mampu mengembangkan usaha kecil yang di rintisnya ini lebih maju dan lebih pesat,”pungkasnya